‘21’
(Dua Puluh Satu
Sebelum dua awalnya pasti ada satu, sebelum dia datang dulunya ada
aku. Dua, adalah sepasang, Tuhan
menciptakan manusia berpasang-pasangan. Akan tetapi sebelum Tuhan memasangkan
ciptaannya, mereka adalah satu atau tunggal. Karena manusia di takdirkan takut
sendirian, maka mereka cenderung mencari pasangan agar mereka bisa berbagi,
baik rasa bahagia maupun kesedihan. Dengan berpasangan mereka bisa merasa
sempurna, meskipun kesempurnaan hanya milik Tuhan.
Ini cerita antara dua dengan satu, bukan tentang angka-angka matematika bukan
juga tentang dia yang dulu. Ini tentang aku, hari ini genap usiaku 21, gabungan
antara dua dengan satu. Banyak doa yang dipanjatkan buatku, terutama orang
tuaku. Ibu, terimah kasih sudah melahirkanku, hingga aku bermetamorfosis
sesempurna ini dan sekali lagi kesempurnaan hanya milik Tuhan. Sudah banyak
perjalanan yang aku tempuh, mereka bilang seusiaku ini sudah pantas memiliki
pasangan. Tapi bagiku memiliki pasangan tak dibatasi oleh usia, mereka bilang seusiaku
ini tak pantas bermanja-manja dengan ibu lagi. Mereka tau apa, bukankah ibu
adalah tempat berteduh tentang keluh apapun, tiada batasan untukku
bermanja-manja dengannya.
Dua puluh satu, mengingatkanku saat usiaku masih satu tahun. Ibuku bilang
saat itu aku anak yang tangguh, pantang menyerah. Saat aku mulai belajar
berjalan aku terjatuh dan lututku berdarah, saat itu aku tak menangis, meskipun
saat itu ibuku takut setengah mati aku kenapa-kenapa. Lantas Ayahku berkata,
“berdirilah nak berjalan terus! Lama-lama kau akan kuat”. Yah, kata-kata itu
mujarab meskipun terlihat sedikit keras tapi saat usiaku dua tahun aku berjalan
dengan lancarnya bahkan aku bisa berlari kencang. Tapi kenapa saat ini aku tak
sekuat dulu, aku malu dengan usiaku sekarang. Jangankan untuk terluka,
terjatuhpun aku tak sanggup. Saat ini air mataku bagaikan sungai yang selalu
mengalir dengan derasnya.
Dua puluh satu tahun, aku bahagia dilahirkan di bulan Januari. Karena aku
tau Januari adalah awalan dari nama dua belas bulan yang ada sekaligus awal
dari sebuah tahun, biasanya sebuah awalan itu penentu dari sebuah pilihan apa
yang ingin kita jalani, awalan yang kita mulai dan akan kita tua di akhir
nanti. Katanya jika kita melakukan hal baik kita akan menuai hal baik juga di
akhir nanti, begitu juga sebaliknnya.
Dua puluh satu, terimah kasih buat Tuhan. Terimah kasih buat orang tuaku
tercinta. Terimah kasih buat orang-orang tersayang dan terimah kasih buat
manusia yang hadir lalu pergi lagi. Doakan aku menjadi manusia lebih baik, agar
aku bisa sekuat dulu. Buat manusia-manusia yang akan hadir ditahun 2018 di
hidupku, aku menyambutmu.