Sabtu, 18 Agustus 2018

Tentang Percakapanku Dengan Tuhan Diawal Tahun Lalu

Ketika kita mencintai, hal utama yang selalu di pegang adalah keihklasan, mencintai dengan dewasa, mencintai dengan sehat.
Jika jatuh cinta bisa dikendalikan, Aku akan membuat hati ini tidak jatuh cinta dulu. Aku akan memilih jatuh cinta ke hati yang tepat. Akan tetapi nyatanya, cinta itu buta. Tidak bisa melihat saat ingin menjatuhkan hati.
Di ulang tahunku awal tahun lalu yang ke-21, Aku sempat berdoa dengan Tuhan. "Aku membuka hati di tahun 2018 ini, untuk siapa pun yang datang Aku menunggunya" begitu kira-kira percakapanku dengan Tuhan malam itu.
Aku tidak pernah mengira, Tuhan sangat serius menanggapi doaku saat itu, tiba-tiba saja Dia membuat semuanya tampak mudah. Pertama, Ia menghilangkan ingatanku dengan masa lalu yang bertahun-tahun Aku harapkan segera bisa melupakan kisah yang mengurus hati itu. Dan selanjutnya Ia mempertemukan ku dengan seseorang yang Aku fikir itu tidak mungkin membuat ku bisa jatuh cinta sedalam ini hanya dengan suaranya.
Kenapa ya Tuhan, Kau tak henti-hentinya menjebakku dengan cinta yang semu, cinta yang tidak mungkin Aku gapaiπŸ˜–. Cinta apa ini ya Tuhaaannn πŸ˜₯.

Selasa, 14 Agustus 2018

Dilema Pertama Kali Pacaran

Ketika dulu semua orang mengolok-olok dengan kata-kata jomblo rasanya sih biasa aja meskipun agak-agak gimana gituπŸ˜…. Tetep aja saya menikmati rasanya kebebasan yang seutuhnya, dari mulai bebas chat dengan siapa saja, buat status mengenai apa aja, jalan kemana aja tanpa harus ada laporan.
Sekarang ketika orang gak nyebut lagi dengan kata jomblo rasanya seneng, tapi senengnya sebatas huhhhh, akhirnya gak jomblo lagi 😌, itu aja sih. Yang dikira pacaran bisa membawa hidup seperti orang-orang nyatanya orang-orang itu hanya bahagia di luar doang dalamnya mah ngerasa terkekang juga. Contoh nya aja, yang dulunya chat bebas sama sapa aja sekarang mah harus di batasi, bayak ditanyak-tanyak hari ini chat siapa aja cobak capture kirim ke aku πŸ˜’. Trus lagi masalah story di sosmed yg biasa bebas, ini mah harus hati hati buatnya, kalau bertentangan dengan hubungan akan menimbulkan pertanyaan-pertanyaan dan kecurigaan gak jelas misalnya aja, lu buat kata "Lelah" si doi bakal tanya "lelah kenapa?lelah sama hubungan ini?" Dan pas lu bilang "bukan kok sayang, lelah fisik aja" lu akan di tuduh bohongπŸ˜”. Saat lu ingin pergi, lu akan merasakan saat-saat yang agak mainstream 😰 atau seperti lapor ke pak RT πŸ˜‚ yang bacaan nya tamu wajib lapor, tapi ini agak di ganti pacar wajib lapor πŸ˜’. Pas lu laporan bakal ada banyak pertanyaan, mau kemana? Sama siapa? Tempat nya jauh gak? Pulang jam berapa? Yang lebih parahnya nanti kalau udah Sampek tempatnya Pap ya sayang disana sama sapa-sapa ajaπŸ˜–.
Ketika awal jomblo lu berfikir kalau pacaran itu ada yang merhatiin, peduliin, terus ada yang sayangi. Seketika itu pas lu udah jalani rasanya pacara lu akan berfikir kenapa dulu saya pacaran πŸ˜” dan lu akan merindukan masa-masa jomblomu.
 Akhirnya mau gak mau lu harus ngejalanin hubungan yang udah lu bangun sampai diantara keduanya bisa saling mengerti dan menerima satu sama lain. ☺️