OLEH : ”HARIYATI”
Rintikan hujan yang tak kunjung redah,menemani pagi
yang tak bersahabat, waktupun pun menunjukkan pukuk 07:00 WIB, aku berdiri di beranda rumahku yang sejak tadi
menanti hujan redah.
(“Ya tuhan..redahkanlah hujan
ini,hari ini ada ulangan kimia,ku mohon…!”)gumamku dalam hati.
Tapi tetap saja hujan tak bisa bersahabat,
hujan selalu datang di waktu yang tak pernah tepat.
“ Udah ayo kita pergi saja hujan
tak akan berhenti!” ajak kakak ku yang kebetulan satu sekolah dengan ku.
“Tapi kan hujan.”
“ hujannya tak begitu deras kok.ayoo cepat!”desak dia
mengajakku.
Aku pun pergi kesekolah bersama rintikan hujan yang tak begitu deras,
tapi sedikit-demisedikit bajuku basa kuyup, hujun memang tak bersahabat, hujan memang
selalu datang di waktu yang tidak tepat. Sesampainya aku di depan pintu gerbang
sekolah, pintu baru saja ditutup,tapi beruntungnya guru piket masih di depan
pintu gerbang, dia berbaik hati membukanya untuk aku dan kakakku, ini yang pertama
kalinya kami telat. Sampainya aku didepan kelas ternyata Pak Subhi guru kimia
belum datang.
”Allamdullah” desah ku dalam hati.
Hari ini aku lega ulangan yang kutakutkan tak jadi di laksanakan walaupun
minggu depan tetap di laksanakan tapi setidaknya aku bisa menarik nafas
sejenak.
“Hey telat ya ?” Tanya anita temanku. Aku hanya tersenyum sambil mengangguk.
oohh iya..dalam cerita ini aku
belum memperkenalkan namaku. aku DIRA . Yang tadi kakakku DITA , dan ANITA sahabat sejak SMP. Aku kelas 2 duduk di bangku
SMA. Aku siswa baru di SMA pindahan dari luar kota.aku baru satu minggu
bersekolah di SMA itu. Tak aneh jika aku belum
memiliki teman banyak. Aku pun belum mengelilingi sekolah baru ku untuk
melihat-lihat. Dan kebetulan hari ini saat jam istirahat aku di ajak anita
sahabatku berkeliling sekolah melihat-lihat lingkungan sekolah sambil menuju
kantin. Di tengah perjalan saat kami menuju kantin aku melihat sekelompok
pemuda duduk di bawah pohon dan salah satu dari mereka bermain alat music gitar
dan yang lainnya mengalunkan sebuah lagu. Tapi ada salah satu dari mereka yang
duduk sambil membaca buku,ia tak menghiraukan keributan yg di ciptakan teman-temannya
di samping ia duduk . aku semakin penasaran ingin kenal dengannya. Ntah kenapa
tiba-tiba aku ingin tau lebih banyak tetang pribadinya, padahal aku tak
mengenalnya sama sekali.
“Nit itu siapa yang membaca buku sendirian ?” tanyaku tiba-tiba pada
anita.
“Itu RIO , dia termasuk murid yang berprestasi di sekolah ini”
“OHH.. pantas ”
“Ayoooo..lo naksir ya”
“Ahh.. ada-ada lo nie”
(hahahaha..mereka tertawa berbarengan)
Malam itu malam yang indah aku berbaring seorang diri di ranjang tidurku,
tiba-tiba aku terbayang sosok pemuda yang duduk di bawah pohon membaca buku
tadi. Aku semakin ingin tau tentang pemuda itu,pemuda yang tampaknya tak banyak
bicara.
Dreeettttt…dreeettt…
Tiba-tiba ponsel ku bergetar. Ternyata sahabat ku anita mengirimkan
pesan.
#besok temani aku kembalikan buku di perpustakaan ya?#
Aku langsung membalas dengan jawaban “ya”.
***
“heii..lo dah siap PR fisika?” Tanya anita padaku.
“udah nih,”
“liat lah “
“yasudah “
Kebetulan pagi itu aku sudah siap PR dari buk LILIS guru fisika. Buk
lilis adalah sosok guru yang tegas jika tak siap tugas yang di berikannya siap-siap
mengelilingi lapangan putsal. Muridnya pun jarang yang tak siap tugas darinya.
Saat dia mengajar pun tak ada satu murid yang bersuara semua kidmat
mendengarkan ia menjelaskan.
Tettttt…teeetttt..
(bel istirahat pun berbunyi)
“Ra yuk keperpustakaan!”ajak anita
Aku pun langsung mengangguk setuju dan mengikutinya berjalan
keperpustakaan.
Belum jauh kami melangkah tiba-tiba,
Bruukkkkkk…..
“aduhhhhhh” jerit ku meringis kesakitan.
Ada seorang pemuda yang tak sengaja menabrak ku, ia membawa setumpuk buku
yang sepertinya akan di bawanya kekantor.
“ ehh…maafin ya aku enggak sengaja ,td aku enggak lihat ada orang lain di
depanku,buku-buku ini menutupi pandanganku ” kata seorang pemuda itu dengan
wajah memelas berharap akan di maafkan.
“Ia gak papa kok” jawabku sambil tersenyum.
“makasih ya”
Seseorang itu pun langsung membereskan buku-buku yang jatuh berantakan,
aku pun ikut membantunya membereskan. Anita hanya berdiri melihat aku membantu
membereskan buku-buku itu.
“makasih ya dah mau bantu”
“ia sama-sama”
Seorang pemuda itu langsung menuju ke kantor untuk mengantarkan buku-buku
itu, aku dan anita pun melanjutkan langkah kami keperpustakaan.hari itu untuk
pertama kali aku masuk perpustakaan sekolah baru ku. aku mengelilingi
perpustakaan sambil melihat-lihat buku yang ada di dalamnya.
“eh, kamu gadis yang tadi kan ?”
“ia” jawab qu sambil tersenyum.
“Aku RIO ” ia mengulurkan
tangannya padaku.
“aku DIRA.kamu kok disini ?”
“ aku emang sering di sini habiskan waktu istirahatku dengan buku, oh ia,
kamu anak baru ya yang pindahan dari luar kota itu ya ?”
“ ia . kamu kok tau?”
“aku tau dari dari teman-teman
yang lain”
“ohh”
“raaaaa.. ayo balik kekelas !” ajak anita padaku.
“ia ia”
“aku balik dulu ya “ ucapku pada rio, sambil berbalik arah
meninggalkannya.
“tungguuu… ” dia tiba-tiba melontarkan kata itu yang sontak menghentikan langkahku.
“aku masih bisa kan bicara sama kamu lagi?”lanjutnya.
(haaaa..aku tak pernh mengira kalau ia bakal melontarkan kata itu, aku
hanya tersenyum sambil mengangguk,dan ia membalas senyuman itu)
Hari itu pertama kali aku kenal dan tau siapa nama dia langsung dari dia
yang memperkenalkan dirinya. Ntah lah, aku merasa ada hal yang aneh, tapi aku
tak tau hal aneh apa itu, mungkin sekedar perasaan ku saja.
Dan rasa tak akan pernah secepatnya datang,
rasa diawali dengan kebersamaan,menyatukan dua insan yang saling
melengkapi. rasa juga bukan sekedar timbul dari sebuah lidah, rasa
manis,asin, pahit, dan asam. Tapi rasa timbul
dari hati,yakni rasa menyakiti dan disakiti. Dan perkenalan awal dari
semua rasa
“pagi..”
Tiba-tiba ada seseorang yang duduk di sampingku ketika aku sedang asik
membaca buku di bawah pohon tepatnya di depan kelas sambil menunggu bel masuk.seseorang itu adalah rio.
“heii..kamu “
“ia aku, ternyata kamu suka baca buku juga ya ?”
“ ahh,,enggak kok. Ini karena nantik ada ulangan”
“ohh..jadi baca buku karena ada ulangan aja nih”
“gak juga sihh” jawabku sambil tertawa.
“oh,iya, nanti kamu pulang sama siapa”
“ sendiri, jadi sama siapa lagi”
“ sama aku aja ya, jangan nolak ok”
Aku hanya mengangguk tersenyum,
Bel pun berbunyi mereka dan para siswa lain pun masuk dan mulai mengikuti
proses belajar dan mengajar. ………….. dan akhirnya bel pulang berbunyi. Para
siswa berhamburan berburu-buru untuk pulang. Tapi tiba didepan sekolah ingin
keluar langkah kaki mereka tertahan oleh
hujan, lagi-lagi hujan datang di kondisi yang tak tepat.
“huhhh…hujan” desah rio.
“kenapa,?”Tanya ku.
“bagaimana kita bisa pulang?”
“tunggu hujannya reda lah”
“tapi kan lama”
“tunggu aja dulu”
Selang 15 menit hujan pun mulai redah, tapi rintikan kecilnya pun masih
menghiasi langit.
“ayooo !” ajakku pada rio.
“tapikan masih hujan”
“udah ayo”tak sengaja aku menarik tangan rio menariknya ditengah rintikan
hujan,
Rio menatapku ,dan aku pun segera melepaskan tangannya yang aku pegang.
“maaf” ucapku
“iya gak apa-apa kok”
Tiba-tiba turun hujan semakin deras,membasahi aku dan rio, suasana pun
smakin hening aku dan rio saling terdiam di bawah rintikan hujan yang semakin
deras. Hanya suara rintikan hujan yang terdengar. Rio menantapku tak
henti-henti,dan meraih tanganku memegangnya ku erat,dan ia berkata,
“aku gak tau apa yang ku rasakan
saat aku bertemu dengan mu, mata ini seperti tak ingin lepas memandangmu, saat
aku bisa didekatmu hati ini tak ingin lagi jauh darimu, mungkin rasa ini
terlalu cepat untuk ku ungkapkan, tapi ini bukan mauku, tapi ini mau hati yang
takut kehilanganmu,
DIRAAA…AKU..SUKA…SAMA…KAMUUU..MAU GA KAMU JADI PEMILIK HATIKU..?? ”
Aku terdiam terpaku menatap rio,aku tak mampu berkata apapun karena sesungguhnya aku
memiliki rasa yang sama dengannya, aku hanya mengangguk menerimanya. Dan rio
langsung memelukku erat,suasana bahagia tercipta. Dan saat itu aku mulai
menyukai hujan,hujan selalu membawa kejutan yang tak terduga.
“makasih ya pelangiku” ucap rio semakin erat memelukku.
Haaa…pelangi ? seru ku dalam hati, ntah kenapa hatiku nyaman saat ia
menyebut kata pelangi untukku. Kata itu seakan tlah bersahabat di hatiku.
5(lima) bulan berlalu.
Sejauh itu hubunganku dengan rio baik-baik saja, tapi setelah itu aku
ngerasa ada yang aneh dengannya. rio sering tak ada waktu untukku.bahkan hampir
1 minggu aku tak ada bertemu dengannya.aku telfon tak pernah diangkat, ku kirim
pesan tak dibalas. Sejak rio mengikuti kegiatan ospek di sekolah dan ia menjadi
panitia penyelenggaranya. Sejak itu pula rio sering tak ada waktu untuk ku.
Malam ini aku duduk seorang diri di beranda rumahku, termenung menerawang
jauh tiba-tiba ponsel ku bergetar membuat aku tersadar dari lamunanku. Dan aku
segera membaca pesan yang berasal dari getaran ponselku,
#“mungkin hubungan kita samapi disini aja”# tiba-tiba rio mengirim pesan
singkat untuk ku seperti itu.
Aku sungguh tak percaya, apa salah ku, aku membaca pesan itu berulang
kali berharap aku salah membaca. Tapi aku tak salah, emang benar ia ingin
mengakhiri hubungan ini.
#”kamu becanda kan, kamu bohongkan, semua ini gak benarkan”# balasku
sambil menghapus air mata yang sedari tadi tak kunjung reda.
#”maafin aku, maafin aku, ku harap kau akan mendapatkan yang lebih baik
dari aku lagi, maafin aku”#balasan terakhirnya.
Aku hanya bisa menangis dan menangis, hati ini sudah terlalu menyatu pada
dirinya. Hati ini sudah terlalu memilihnya.hati ini belum cukup kuat untuk
melepaskannya pergi.
Satu bulan berlalu tampa dirinya di sampingku.
Hati ini sakit , sakit yang berkepanjangan . sejak itu aku benci dia ,
aku tak mau kenal dia ,bagiku dia yang
dulu pernah jadi orang yang berarti kini menjadi sosok yang aku benci.
Aku gak tau yang harus aku lakukan tapi yang jelas kini hatiku di penuhi
kebencian.
Kini aku hanya butuh sahabat ,
sahabat yang selalu menemaniku ,selalu menghiburku.
***
Siang itu waktu
pulang sekolah aku berdiri di depan sekolah lagi-lagi hujan mencegah ku pulang
aku yan sedari tadi menunggu hujan yang tak kunjung redah .
“ayolah hujan berhenti, waktu sudah semakin sore “ gumamku dalam hati.
Tiba-tiba ada sepeda motor yang berhenti di hadapan ku, tampak seorang
pemuda yang mengendarainya memakai helm turun dari sepeda motornya .
“ hei, ayo.. pulang sama aku “ tiba-tiba pemuda itu menarik tangan ku.
“kamu siapa, kok lancang seenaknya pegang –pegang tangan ku ?” tanyaku
sambil melepaskan tangannya .
“ oh, iya . aku bara, bara mahesa , kelas 3, udah kenalkan ,ayo ?”
Aku tak bisa berbuat apa-apa ,di
karenakan pun waktu semakin sore, aku tak mau seorang diri di sekolah sampai
malam.
“kita pulang dengan hujan-hujanan begini?” Tanya ku pada pemuda itu.
“ kamu mau disini sampai malam?”
Aku menggelengkan kepala tidak mau.
Akhirnya aku naik ke sepeda motor
bersama pemuda itu.
“ kenapa kamu baik sama aku ?”
Tanya ku pada pemuda itu.
“ karena aku kasihan melihat seorang gadis sendirian di depan sekolah “
“ Cuma itu alasannya?”
“ iya”
Saat aku dalam perjalanan pulang bersama pemuda yang bernama bara ,
tiba-tiba aku melihat rio di sebelah ku sedang mengendarai sepeda motornya .
saat itu hujan begitu deras sehinngga rio tak melihat ku,ia focus melihat jalan.
Aku terbayang saat aku pernah diantar pulang bersamanya di kala hujan
juga.ahhrggg.. tapi aku langsung beranjak dari bayanganku , aku teringat ia
yang telah menyakiti hatiku bayanganku
langsung berubah dengan kebencian.
“ hey, rumah mu dimana” Tanya
pemuda itu.
“ gak jauh lagi qok, lurus aja ,nanti kalau ada persimpangan belok kanan”
“ ohh.. itu blok M ya ?”
“iya”
“ di situ juga ada teman ku , aku
sering juga main kesana”
“ yawadah, kapan-kapan main aja kerumahku!”
“ iya-iya”
“ ni dah sampai, rumahmu yang mana?”
“itu yang warna hijau”
Akhirnya aku sampai rumahku, dan pemuda itupun ingin beranjak pergi,
“ eh,, “ panggilku pada pemuda itu.
“ ia ada apa?”
“ makasih ya”
“ iya sama-sama’’
Aku segera membuka pintu gerbang rumah ku , rumahku terlihat sepi seperti
tak berpenghuni ,aku bertanya-tanya dalam hati kemana semua orang,
Saat aku membuka pintu rumah ku yang tak dikunci tiba-tiba……
“HAPPY BuRHsDAY TO YOU”
Mama ,papa,kakak, sahabat-sahabat ku sudah berkumpul di dirumahku mempersiapkan kejutan buat ku , yang membuat
aku heran,tercengan, kaget, rio juga ada di rumah ku ikut serta mempersiapkan
kejutan buat ku, saat aku selesai meniup lilin, tiba-tiba rio menghampiri ku,
“ Maafin aku, sudah membuat mu sakit , berbulan-bulan aku mempersiapkan
kejutan ini “
Sejenak aku terdiam tak menjawab,
“ kalau kamu gak percaya kamu boleh tanyak temen-temen yang lain “ kata
rio menegaskan lagi.
Tampa membuang waktu aku lansung memeluknya erat.
“ kamu jahat, kenapa kamu lakukan ini ,tau gk aku tersiksa selama ini
tampa mu, aku kira kamu gak peduli lagi sama aku”
“ maafin aku, aku lakuin ini semua demi kamu, aku ingin buat kejutan buat
kamu”
“tampa kau buat seperti ini aku akan tetap sayang sama kamu kok”
Semua kesedihan ku kini terjawab, ternyata cintaku tak pernah
meninggalkanku hanya saja mempersiapkan sesuatu untukku, itulah cinta yang aku miliki, penuh kejutan yang selalu mempermainkan
perasaan,dan hingga ada perasaan yang kuat dan ialah yang
memiliki cinta itu. Tapi aku merasakan sesuatu yang aneh, tapi ntah apa
itu, sepertinnya ada yang berbeda kini hatiku, tak seperti dulu, apa itu
ntahlah biarkan waktu yang menjawabnya.
Pagi yang cerah secerah hatiku saat ini, hati yang
dulu kukira sempat lepas ternyata hanya perasaanku saja . huuhh..kini aku bisa
menghirup udara pagi dengan tenang tampa
harus terbebani dengan perasaan ku yang ku kira meninggalkanku.
“haii..”
Tiba-tiba ada pemuda yang menghampiriku dan menyapaku dari belakang ,
setelah ku menoleh, ternyata ia pemuda yang kemarin sore yang mengantar
kupulang saat hujan.
”kamu belum memperkenalkan nama kamu kan kemarin ?”lanjut pemuda itu
berbicara.
“maaf kemarin aku lupa “ jawab ku.
“ gak papa kok, oh ia nama kamu siapa?”
“ aku dira”
Pemuda itu tersenyum saat aku
menyebut namaku.
Ntahlah hatiku kok tiba-tiba merasa nyaman melihat senyum pemuda itu, hal
apa ini ,lagi-lagi hal yang beda itu kurasakan lagi.aku gak mau hal yang
kutakutkan terjadi, aku gak mau menaruh
rasa padanya.
***
Seperti biasa, sepulang
sekolah aku diantar dengan rio sampai di depan rumah ku, kali ini rio tak
singgah sejenak dia mendadak ada kepentingan lain yang harus dia selesaikan,
aku pun dapat memakluminya.
Aku pun segera masuk kedalam rumah
ku,setibanya aku di depan pintu rumah ku saat aku membuka pintu tersebar
barang-barang yang bertebaran di dalamnya seperti telah terjadi peperangan
hebat, tapi tak satu pun seseorang tampak didalam rumah.tiba-tiba aku mendengar
suara isak tangis seseorang yang berasal dari kamar kedua orang tuaku, Aku
segera menuju kesana, aku melihat pintu kamarnya terbuka begitu saja,
sepertinya sumber peperangan itu berasal dari dalam kamar kedua orang tua ku,
Perlahan aku melangkah menuju
kamar kedua orang tuaku isak tangis itu semakin jelas ku dengar dan aku segera
masuk, aku sangat-sangat terkejut setelah ku tau suara isak tangis itu ternyata
tangisan mamaku, aku segera memeluk mamaku.
“mama kenapa? Apa yang terjadi “ tanyaku sambil menangis.
“papamu ra”
“ ada apa dengan papa ma?”
“ papamu selingkuh dan sekarang ia pergi bersama perempuan selingkuhannya
itu”
Aku pun tak sanggup berbicara apa-apa, aku hanya bisa menangis memeluk
mamaku erat berusaha menenangkannya. Ntahlah, hari itu seakan kehidupan
keluargaku berakhir. Fikiranku kacau sejak kejadian itu aku hanya banyak diam
meratapi semuanya.
Pagi yang cerah rio seperti biasa menjemputku di depan rumah. Aku pun
segera menghampirinya.
“ra kamu kenapa, kok sedih begitu?”Tanya rio padaku.
“ gak papa kok”
Rio pun tak lanjut bertanya ia hanya diam dan mulai melajukan
kendaraannya ke sekolah, sesampainnya di sekolah ia pun melanjutkan
pertanyaannya tadi,
“ra kamu kenapa sih, sebenernnya ada apa crita sama aku, jangan ada yang
di sembunyikan begitu!”
Tiba-tiba aku menangis setelah rio bertanya, aku tak bisa mengingat
kejadian itu lagi, semua air mataku tak bisa ku tahan.
“ loh, ra kamu kok nangis, kamu kenapa?”
Aku pun mencritakan apa yang telah terjadi tentang keluargaku kepada rio,
setelah ia mendengar ia langsung memelukku.
“ yang sabar ya, aku akan selalu bersamamu apapun yang terjadi, aku gak
akan ninggalin kamu”
Tangisanku semakin deras aku terbendung.
Di saat aku membutuhkan bahu seseorang, rio selalu ada untuk menawarkan
bahunya untuk kusandari, aku berharap ia akan terus seperti itu untuk
selamanya. Tapi ntah kenapa sepertinya hatiku telah terbagi dengan orang lain
tapi aku tak tau orang lain itu siapa, aku takut menyakiti rio . ia pemuda yang
amat baik aku tak ingin menyakitinya.
Bel pulang pun berbunyi .
Tiba-tiba rio menghampiriku dengan wajah sedikit takut.
“ ra.. sebelumnnya aku minta maaf, hari ini aku gak bisa nganterin kamu
pulang, hari ini ada pertandingan putsal antar sekolah, gak papakan ra? kamu
gak marahkan?”
Aku tersenyum belihat rio dengan wajah ketakutannya yang dia fikir aku
akan marah padannya.
“ gak papa kok, aku bisa pulang sendiri”
“ makasih ya ra”
Aku pun menuju jalan depan sekolah
menunggu angkutan umum bersama teman-temanku yang lain, tiba-tiba bara
menghampiri aku dengan sepeda motornya.
“ra, ayo ku antar”
“ gak usah, aku naik angkutan aja’
“ udah ayo, dia menarik tanganku”
Aku pun tak bisa menolaknnya lagi, ntah lah setiap kali aku bersama bara
aku meraskan hal yang sangat beda, aku takut dengan perasaan ini, aku takut hal
yang tak aku inginkan terjadi.
“loh.. ini kan bukan jalan arah kerumah ku” ucapku pada bara.
“ emang ia, aku mau ajak kamu kesesuatu tempat yang sangat indah , dan
aku yakin kamu akan senang”.
Ia mengajak ku di sebuah puncak bukit yang lumayan tinggi, dari puncak
itu terihat pemandangan yang sangat indah.
“ indah sekali pemandangan disini” kataku pada bara.
“ kamu bisa berteriak sekeras-kerasnya dari sini untuk melegakan semua masalah
yang ada pada dirimu”
Haa,,,tiba-tiba aku tersentak ia berkata seperti itu,(” kenapa bara tau
aku sedang ada masalah, kenapa ia mengerti aku sedang butuh hiburan, sedangkan
aku belum lama kenal dia, tapi ia sudah bisa mengerti aku,tau apa yang saat ini
aku lagi butuhkan. Dan aku merasa nyaman berada di dekatnya seakan-akan aku tak
pernah memiliki masalah apapun.dan aku pun semakin takut saat aku teringat akan
rio, apa yang aku lakukan saat ini, aku bersama laki-laki lain tampa
sepengetahuan rio,padahal kekasihku rio bukan bara, kenapa aku melakukan semua
ini pada rio padahal rio begitu baik padaku,ini kah balasanku
padannya”).gumamku dalam hati.
“ aku mau pulang” pintaku pada bara.
“pulang? Kok pulang?”
“ pokoknya aku mau pulang “
“ yasudah, ayo kita pulang”
Dalam perjalanan pulang ehh,,
tiba-tiba hujan , sejak tadi mendung emang menyelimuti langit . aku dan bara
pun mencari tempat berteduh, kebetulan ada sebuah warung di pinggir jalan kami
pun berhenti di situ , banyak orang juga yang berteduh di situ. Lagi-lagi semua
gara-gara hujan, hujan yang membuat aku terjebak dalam suatu keadaan bersama
bara. Hujan yang sangat deras sempat juga membasahi tubuhku saat belum sempat berteduh, bara yang melihat aku kedinginan
melepas jaket yang di kenakannya dan memberikannya padaku,
“ nih, pakai!”
aku memandanginya dengan termenung.
“hey..kok melamun gitu, ini pakai!”
Aku mengambilnya dan langsung mengenakannya jaketnya. Selang beberapa
lama hujan pun redah.
“ ayo kita pulang” ajak bara.
Aku pun hanya mengangguk setuju mengikutinnya.
Malam yang gak begitu bersahabat lagi-lagi di malam ini hujan, aku yang
tersandar di atas ranjang merenungi hidupku,apa maksut semua ini ? kenapa nasib
mempermainkan hidupku. Aku tak tau bagaimana kisah cintaku kini, aku tak tau
kini hatiku tertuju pada siapa, status hubungan memang aku miliki tapi hati
sepertinya berkata lain, aku tak bisa memutuskan sekarang di karenakan kini
hati sedang kalut.
Malam
,,,
Beri keajaibanmu
padaku…
Berikan aku satu
petunjuk untuk menentukan suatu pilihan…
Berikan aku sesuatu
yang sejati, sejati untukku dan pilihankku kelak…
Hujan,,,
Jangan pernah kau
biarkan tangisan ini dilihat oleh mereka…
Hujan,,, jatuhkan
rintikanmu di hatiku ,agar hatiku tak akan pernah layu,
agar hatiku selalu
mekar dan kuat menjalani hidupku,
***
Minggu pagi yang cerah , semua orang santai menikmati hari libur ini,
pagi ini seakan hari kebahagian bagi pasangan kekasih di luaran sana, karena
dapat menghabiskan waktunnya bersama pasangannya masing-masing. Tapi lain
halnya dengan ku ,sepertinnya hari ini aku akan menghabiskan waktu di rumah
saja di karenakan rio ada pertandingan putsal jadi tak bisa datang menemaniku.
Saat aku sedang menonton tivi di
dalam rumahku tiba-tiba suara sepeda motor terdengar di depan rumah ku,aku
segera bergegas keluar memebuka pintu, aku terkejut saat ku lihat ternyata itu
bara.
“ hai..ra”
“ bara?”kata ku sambil memasang wajah tak percaya.
“ hari ini kamu ada acara?”
Aku diam sejenak,aku masih tak percaya kalau itu benar-bear bara, ada apa
dia kerumahku, sepertinnya aku tak pernah ada janji dengannya.
“ gak ada kok, emang kenapa?” tanya ku padannya.
“ jalan yukk”
“ haaa.. jalan? Jalan kemana?”
“ kemana aja,”
“ sebentar ya aku ganti baju dulu”
Aku gak tau harus jawab apa, yang
jelas saat itu aku gak bisa menolak ajakannya, aku semakin bingung bagaimana
kini perasaan ku dengan bara dan sebaliknya bagaimana juga perasaan bara
padaku, yang jelas saat ini kami menjalaninya masih sebatas teman.
Akupun pergi bersama bara menuju suatu tempat, kami berhenti tepat di
pinggir jalan di tempat penjual es kelapa muda . bara mengajakku sekedar
minikmati segarnya es kelapa muda. Kami seperti pasangan kekasih yang sedang
menghabiskan waktu libur untuk bercinta. Tak berapa lama saat kami sedang
menikmati suguhan makanan lain, tiba-tiba bara memegang kedua tanganku,
“ raa..aku tau mungkin aku
terlalu cepat mengutarakan ini semua, tapi aku gak bisa bohongi perasaanku
terlalu lama kalau aku benar-benar menyayangimu, aku gak mau kehilanganmu, dan
mau gak kamu menjadi kekasihku?”.
Haaa? Aku gak percaaya dengan semua ini ,bara suka sama aku? Ini gak
mungkin, bagaimana dengan rio ?pemuda yang sejak lama sudah menjadi kekasihku,
pemuda yang amat teramat menyayangiku, haruskah aku terima bara? Tapi itu gak
mungkin, wanita macam apa aku kalau aku melakukan semua ini.saat itu aku hanya
terdiam tak bisa berbicara sama sekali.
“ aku tau qok ra, kamu gak perlu jawab sekarang, mungkin sulit untuk kamu
menjawabnya” kata bara mengerti.
Lagi-lagi aku hanya bisa diam, sebenernya aku menganggap bara sebagai
teman saja atau lebih sih, kenapa aku tak bisa menjawab dengan kata “tidak”
dengan mudah.
“ aku mau pulang” pintaku pada bara.
“ kok pulang sih, kamu kenapa ra? Kamu marah ya dengan ungkapanku tadi”
“ aku.. mau..pulangg..” tegas ku sekali lagi pada bara.
“ yasudah ayo”
Akhirnya aku pulang, dalam perjalanan aku dan bara hanya diam tak ada
satu kata pun terucap dari bibir kami berdua, sampainnya di depan rumah ,aku
langsung turun bergegas segera masuk rumah.
“ raaa…” panggil bara.
Aku menoleh menghadapnnya,
“ maafin aku tentang yang tadi, anggap aja aku tak pernah berbicara
apapun padamu”
Aku tak memperdulikannya aku langsung masuk kedalam rumah.
Aku tak pernah menginginkan bara mengungkapkan semua , aku hanya ingin
berteman saja tak pernah lebih, aku tau aku salah dengan sikap baikku padanya
memberi harapan lebih baginnya. Tapi bagaimanapun ia sudah terlanjur mempunyai
rasa padaku, dan tak secara langsung aku telah menyakitinya.
***
“Hai
pelangiku, aku kangen sama kamu tau,satu hari gak ketemu” ucap rio yang
datang-datang menghampiriku.
“
gombal tau gak “ jawab ku sambil tersenyum.
“ihh,,kok
gombal siih, beneran tau”
“
ia,ia aku pun kangen sama kamu” (dengan muka datar.)
“
tunggu- tunggu, hari ini pelangiku kok beda ya, kok cuek banget nampaknya sama
aku”
“
beda apanya sih” jawab ku dengan nada sedikit keras.
“
kok gitu sih , sebenernya kamu kenapa, kamu masih marah gara-gara aku gak antar
kamu pulang waktu itu?”
“maaf
ya aku udah kasar, aku gak marah kok”
“
yasudah, sekarang kita kekantin yuk” ajak rio menarik tanganku.
Lagi-lagi
aku tak tau bagaimana perasaanku saat ini ,seakan bimbang , seakan hatiku tak
berada tepat di satu hati. Aku takut perasaan ku ini kelak akan menyakiti hati
seseorang, karena aku gak mau semua itu terjadi.
Ssssstttttt..braaccckkk…
“duucccchhhh”
jerit ku kesakitan.
Tiba-tiba
ada seorang pemuda yang tak sengaja menabrak ku dengan membawa semangkuk bakso
di tangannya, semangkuk bakso yang masih panas tumpah mengenai tanganku, rio
yang melihat kejadian itu merasa tak terima melihat aku kesakitan terkenah
tumpahan bakso yang masih panas, ia hampir saja berkelahi dengan pemuda yang
menabrakku tadi, tapi aku berhasil melerainnya dan mengajak rio kembali
kekelas.
“kenapa
kamu melerai ku tadi, sedikit lagi aku hampir menonjok muka orang itu” ucap rio
sambil mengobati tanganku yang sedikit merah terkena tumpahan bakso panas tadi.
“
dia kan eggak sengaja, lagian aku enggak papa kok”
“
enggak papa kamu bilang? Liat ini tangan kamu sampai merah gini”
“aduhhh”
aku sedikit kesakitan saat rio memegang tanganku sedikit keras.
“
ouppss, maaf, sakit yaa?”
Aku
hanya tersenyum, rio dengan penuh kelembutan dengan wajah perhatiannya
mengobati tanganku, aku merasakan kasih sayang rio amat dalam padaku, kasih
sayangnya tulus dari lubuk hatinnya. Sesekali diam-diam aku memperhatikan wajah
rio pemuda yang saat ini berada di hadapanku. Dan aku pun tertangkap basa
olehnya saat sedang memandanginnya. Dia tersenyum melihatku. Aku yang telah
ketahuan olehnya tersenyum dengan rasa malu. Ntahlah, tiba-tiba aku kok jadi
aneh, tak seperti biasa saat aku memandangnya. Seperti aku baru mengenalnya dan
jatuh cinta pada pandangan pertama. Sejak itu aku yakin kalau rio memang
benar-benar seseorang yang berarti di hidupku.oh iya… Tentang bara pemuda yang
tak sengaja aku mengenalnnya dan sempat singgah di hidupku,aku udah
melupakannya kok aku hanya menganggapnnya teman biasa gak lebih. Dan kini tentang
cintaku, aku akan menjalani cintaku dengan bahagia. Hubungan yang langgeng
berawal dari kesetiaan.
TAMAT.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar